Tentang Anand Krishna
Anand Krishna Ph. D adalah seorang humanis berkewarganegaraan Indonesia keturunan India yang lahir di Solo. Beliau meraih gelar Master di sebuah universitas terkemuka di luar negeri. Pernah memimpin sebuah perusahaan garmen di Indonesia. Kini seluruh hidupnya dijalani hanya untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat Spiritual.
Lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 1 September 1956, Anand memperoleh pendidikan awal di Lucknow, India Utara, di mana ia bertemu pembimbing spiritual pertamanya, Sheikh Baba. Orang suci itu adalah seorang penjual es sederhana yang tak dikenal di luar kawasan ia tinggal, tapi ia memainkan peran utama dalam “membentuk” Anand Krishna yang sudah akrab dengan puisi Sufi dan ajaran Shah Abdul Latief dari Sind, lewat ayahnya, Tolaram
Bekerja sambil belajar, Anand Krishna meraih gelar Master dari sebuah universitas terkemuka dan di puncak karir sebagai Direktur dan Pemegang Saham sebuah Pabrik Garment di Indonesia, ketika ia jatuh sakit. Diagnosa medis mengatakan ia menderita Leukemia akut. Dengan demikian, pada tahun 1991, pada usia 35, Anand menghadapi ancaman kematian.
Setelah berbulan-bulan mengalami penderitaan, pertemuan misterius dengan Lama Tibet di pegunungan Himalaya, dan pemulihan yang ajaib dari penyakitnya, Anand memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk berbagi kebahagiaan, kedamaian, cinta dan penyembuhan.
Melalu buku-bukunya Anand Krishna berbagi pengalaman hidup melalui praktek meditasi dan yoga, Anand mengajak setiap individu untuk melakukan pemberdayaan diri untuk memperbaiki pola pikir dan pandangan hidup sehingga dapat mengisi kehidupan dengan sesuatu yang bermakna dan meraih kebahagiaan sejati.
Bangga dengan akar budayanya dari Peradaban dan Kebudayaan Sindhu yang Gemilang, yang juga dikenal sebagai Shintu, Hindu, Indus, Indies, dan Hindia - di mana Nusantara atau Kepulauan Indonesia adalah bagian dari peradaban tersebut sejak masa lampau - Anand Krishna lahir di Solo, Jawa-Tengah (Indonesia), yang oleh Śukā Nādi - lontar-lontar kuno yang sudah berusia ribuan tahun - telah diramalkan sebagai Karma-Bhūminya atau bumi di mana ia mesti berkarya.
Dr. Rajendra Prasad, Presiden pertama India ketika melihat Krishna kecil menyatakan, “Anak ini bukan anak biasa”. Ramalan itu telah menjadi kenyataan. Tinggi menjulang bagaikan Gunung Meru yang legendaris, Anand Krishna seinchi pun tak bergeming dari jalan yang ditempuhnya, terlepas dari berbagai cobaan dan guncangan yang dihadapinya.
Selain Yayasan Anand Ashram (berafiliasi dengan PBB) sebagai organisasi induk, Anand Krishna juga telah menginspirasi beberapa lembaga sosial dan pendidikan lainnya.
Presiden Indonesia keempat, K.H. Abdurrahman Wahid, mengakui kontribusinya dan berkata, “Bila kita menginginkan kedamaian, maka kita harus mendengar apa yang dikatakan Anand Krishna.”
Hingga kini dia telah memiliki warisan adiluhung hampir 170+ judul buku yang sudah tersebar lebih dari 1.5 juta eksemplar dalam 20 tahun terakhir. Banyaknya orang dari berbagai latar kepercayaan yang menghadiri ceramah-ceramahnya adalah salah satu bukti nyata perwujudan visinya tentang “Satu Bumi, Satu Langit, Satu Kemanusiaan.” – yang merupakan interpretasi dari peribahasa Sanskrit ”Vasudaiva Kutumbakam”, seluruh umat manusia adalah satu keluarga besar.
—————
Proud of his Sindhi-Indian ancestry rooted in the Glorious Sindhu Civilization and Culture, also referred to as Shintu, Hindu, Indus, and Hindia - of which Nusantara or the Indonesian Archipelago has been a part since ancient times - Anand Krishna was born in Solo (Central Java), which, as predicted by the Śukā Nādi (thousands of years old oracle), is his Karma Bhumi, his workfield.
Dr. Rajendra Prasad, the first President of India remarked upon seeing the child Krishna, "This is not ordinary boy”. The prediction has come true. Standing high as the legendary Mount Meru, Anand Krishna wavers not an inch from his course of action, inspite of all kinds of trials and turbulences.
Beside the mother Organization, Anand Ashram Foundation (affiliated with UN), Anand Krishna has inspired several other social and educational institutions.
The 4th President of Indonesia, KH Abdurrahman Wahid recognized his contributions and said, “If we want to have peace, then we must hear what Anand Krishna is saying”.
He has a legacy of 170+ books to date with more than 1.5 million copies sold in the past 20 years. People of all faiths attending his talks is a running commentary to his vision “One Earth, One Sky, One Humankind” - his interpretation of an age old Sanskrit Maxim, “Vasudaiva Kutumbakam”, this entire world is but one big family.
Kebahagiaan adalah berkah utama. Berbagilah kebahagiaan. Tentu jika kau juga memiliki harta-benda, lakukan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka yang kurang beruntung.
~ Anand Krishna
Buku The Ultimate Learning
Anand Krishna adalah seorang penulis, tokoh spiritual humanis Indonesia yang peduli terhadap pemberdayaan diri dan pendidikan, bagi Anand Krishna pemberdayaan diri bisa dilakukan oleh setiap individu. Dengan melakukan pemberdayaan diri, maka seseorang telah berkontribusi terhadap kebaikan dunia.
“Pendidikan dimaksudkan untuk memunculkan yang terbaik yang ada dalam diri anak, sisi manusiawi dalam dirinya. Kemanusiaan harus dipahami sebagai aroma dasarnya, keharuman yang mendasari semuanya. Segala macam jenis keahlian, kebolehan di bidang sains, dan seni semata-mata dipelajari hanya untuk menambah kemanusiaan yang memang sudah ada dalam diri anak, dan tidak ada komprominya dengan keahlian yang ia kuasai. Pendidikan juga bukan hanya untuk mencari sesuap nasi, tapi mengarahkan kita untuk hidup sesuai dengan kodrat kemanusiaan kita, untuk hidup sebagai manusia bermartabat. Ya, Pendidikan adalah untuk Kehidupan – untuk bisa hidup sepenuhnya dan memuliakan segala bentuk kehidupan!”
~ Anand Krishna
“Apa yang terbaik yang Anda lihat dari Gandhi, Martin Luther King, Jr? Apa hal terbaik yang Anda lihat dari Nelson Mandela, Vivekananda, Krishnamurti, Baba, Soekarno, Nehru – atau, para pemimpin terbaik lainnya? Sebagian dari mereka bahkan tidak tamat SMA, namun, kita mengenang mereka dengan penuh penghormatan. Yang terbaik dalam diri mereka adalah kemanusiaan mereka. Ya, kita harus senantiasa ingat bahwa yang terbaik dalam diri anak, yang terbaik dari seorang anak manusia – dari dalam diri setiap orang – adalah kemanusiaan kita.
“Pendidikan dimaksudkan untuk memunculkan yang terbaik yang ada dalam diri anak, sisi manusiawi dalam dirinya. Kemanusiaan harus dipahami sebagai aroma dasarnya, keharuman yang mendasari semuanya. Segala macam jenis keahlian, kebolehan di bidang sains, dan seni semata-mata dipelajari hanya untuk menambah kemanusiaan yang memang sudah ada dalam diri anak, dan tidak ada komprominya dengan keahlian yang ia kuasai. Pendidikan juga bukan hanya untuk mencari sesuap nasi, tapi mengarahkan kita untuk hidup sesuai dengan kodrat kemanusiaan kita, untuk hidup sebagai manusia bermartabat. Ya, Pendidikan adalah untuk Kehidupan – untuk bisa hidup sepenuhnya dan memuliakan segala bentuk kehidupan!”
Jadi Vegetarian, Jadi Sehat: Inspirasi dari Danau Toba Pulau Samosir
Ketika berada di Danau Toba, Anand Krishna menyempatkan diri berbagi pengetahuan dan kesadaran terkait dengan vegetarian dan pola hidup sehat.
Mari sama-sama kita ikuti penjelasan beliau dalam video "Jadi Vegetarian, Jadi Sehat: Inspirasi dari Danau Toba Pulau Samosir" semoga penjelasan beliau bisa memberikan inspirasi bagi kita semua untuk memberbaiki diri menjadi lebih baik lagi [Lihat Video]
Dunia Benda tidak abadi. Apa yang kumiliki saat ini, pernah dimiliki orang lain sebelumnya.
Dan, dapat berpindah tangan kapan saja. Sesuatu yang bersifat tidak abadi tidak dapat memberi kebahagiaan yang kekal dan abadi.
~ Anand Krishna
Buku Panca Aksara
Mengungkap Rahasia Candi Cetoh dan Sukuh: Sex dan Siklus Kelahiran dan Kematian
ketika sedang berada di Candi Sukuh, Anand Krishna menyempatkan diri untuk berbagai pengetahuan dan kesadaran. Dimana beliau menjelaskan fungsi keberadaan dari Candi Sukuh.
Mari sama-sama kita menyimak penjelasan beliau dalam video yang berjudul "Mengungkap Rahasia Candi Cetoh dan Sukuh: Sex dan Siklus Kelahiran dan Kematian" [Lihat Video]
Kebenaran pasti jaya. Demikianlah ungkapan dalam bahasa kuno. Inilah kepercayaan para leluhur kita. Kepalsuan tidak pernah bertahan lama. Kepalsuan tidak dapat bertahan lama. Karena itu, pastikan bahwa ide-ide, opini serta gagasan kita bersumber pada Kebenaran.
~ Anand Krishna
Buku Fear Management
ADAT, KEBIASAAN & BUDAYA: Mewujudkan Character Building
Kembali Anand Krishna berbagi kebijaksanaan terkait dengan bagaimana membangun karakter. Dimana beliau menjelaskan secara holistik.
Mari sama-sama kita simak penjelasan beliau dalam video yang berjudul "ADAT, KEBIASAAN & BUDAYA: Mewujudkan Character Building" semoga bisa memberikan inspirasi [Lihat Video]
Berkaryalah dengan penuh semangat,
dan yakinilah kebijakan-Nya.
Ia tahu persis apa yang kita butuhkan, apa yang baik bagi diri kita.
Ia akan melengkapinya sendiri tanpa kita minta. Jangan ragu, jangan bimbang, janganlah sekali-kali menyangsikan hal ini.
~ Anand Krishna
Buku Five Steps
Belajar dari Sejarah dan Budaya Champa-Vietnam
Anand Krishna tokoh spiritual humanis Indonesia kembali berbagi pengetahuan dan pengalaman beliau terkait dengan kebudayaan dan spiritual.
Di dalam video "Belajar dari Sejarah dan Budaya Champa-Vietnam" dimana beliau memberikan banyak pemahaman yang sangat bermanfaat [Lihat Video]
Sebagai orangtua, hendaknya kita hanya membantu anak kita
untuk mewujudkan apa yang sudah menjadi takdirnya.
Dan, tidak memaksakan kehendak kita. Biarlah ia tumbuh sesuai dengan takdinya, dengan potensi dirinya.
~ Anand Krishna
Buku The Ultimate Learning
Tidak ada yang salah bila Anda mengakui bahwa lantai jiwa Anda kotor, persis seperti lantai di rumah Anda. Dan, sebagaimana kita perlu membersihkan lantai di rumah, perlu menyapunya setiap hari, begitu pula kita perlu membersihkan lantai jiwa setiap hari.
~ Anand Krishna
Buku Neo Psyhic Awareness
Belajarlah dari alam.
Ada api atau energi yang membantu kita dalam setiap pekerjaan.
Ada ruang luas di mana bumi kita berputar tanpa henti.
Pernahkah mereka menuntut sesuatu darimu?
Mereka memberi tanpa pamrih, tanpa mengharapkan sesuatu dari kita.
~ Anand Krishna
Buku Mawar Mistik
Buku "Youth Challenges" buah karya Anand Krishna
Istilah ini sangat sulit untuk diterjemahkan: Memfokuskan Diri dengan “Pikiran yang Tak Bercabang”. Sesungguhnya one”pointed”ness jauh lebih berfokus daripada fokus. Maka, saya menambahkan “dengan pikiran yang tak bercabang”. Fokus pada suatu titik tidak menghilangkan segala sesuatu di sekitar titik itu. Persis seperti saat mengambil foto. Kita boleh berfokus pada suatu objek, namun apa yang ada di sekitarnya tetap ada. One “pointed “ness menghilangkan, melenyapkan segala sesuatu sekitar titik fokus. Seluruh kesadaran kita, pikiran kita, terpusatkan pada titik itu.
Ini bukan konsentrasi. Konsentrasi adalah urusan pikiran saja. Dan, pikiran tidak pernah stabil, selalu naik turun, tidak bisa berada lama di suatu tempat atau pada suatu titik. Lagi pula, konsentrasi mesti selalu diupayakan. Sementara itu, one “pointed” ness bisa terjadi tanpa upaya, asal ada niat, hasrat, dan keinginan yang kuat “terhadap” titik yang dituju. Ketika titik yang dituju di”niat”kan sebagai satu-satunya kiblat dan kita mencintai kiblat itu, maka one “pointed “ness terjadi dengan sendirinya tanpa perlu diupayakan.
Apa yang terjadi saat kau “jatuh” cinta? Walau berskala kecil, saat itu pun terjadi one “pointed” ness. Setiap saat kau mengingat pacarmu, kekasihmu. Kau tidak perlu mengingatkan diri untuk mengingatnya. Ingatan itu muncul sendiri, wajah kekasih terbayang sendiri.
Sebagai seorang-pelajar, siswa atau mahasiwa, apa yang menjadi kiblatmu? Apa yang menjadi tujuanmu ke sekolah atau kampus? Pikirkan, renungkan, kemudian bertanyalah pada diri sendiri berapa banyak waktu yang kau gunakan untuk mencapai tujuan itu dan berapa banyak waktu yang kau sia-siakan untuk mengejar hal-hal lain.
Belajar. Ke sekolah untuk belajar, ke kampus untuk belajar. Bukan untuk pacaran, bukan untuk berpolitik. Apakah kau one”pointed” terhadap pelajaranmu? Silakan berkenalan dengan siapa saja, berteman siapa saja, bersahabat dengan siapa saja, tetapi tidak one “pointed” terhadap apa pun, selain pelajaranmu, tujuanmu ke sekolah dan ke kampus.
One “pointed” ness adalah latihan mental dan emosional untuk memperkuat syaraf dan nyalimu. Latihan ini juga membutuhkan tenaga yang luar biasa, tenaga ribuan kuda, yang hanya dimiliki oleh kaum muda. Maka, tentukan kiblatmu, cintailah kiblatmu. Arahkan seluruh kesadaranmu dan tunjukkan seluruh energimu untuk mencapainya. Bila kau tidak mempraktikkan one “pointed “ness ketika masih memiliki kekuatan yang luar biasa dan energi yang berlimpah, maka setelah berusia 40-an nanti kau tak dapat mempraktikkannya lagi. Saat untuk melatih diri adalah, sekarang!